Contoh Essay (Esai) LPDP - Sukses Terbesar dalam Hidup Saya
Sukses Terbesar dalam Hidup Saya
Dalam definisi kamus Cambridge, “success means the
achieving of the results wanted or hoped for or something that achieves positive
results”, yang artinya
bahwa sukses itu dapat diartikan pencapaian terhadap hal-hal yang diinginkan
atau diharapkan dan dapat pula diartikan sesuatu yang menghasilkan hasil-hasil yang positif. Dalam
halaman yang lain, kamus Cambridge memberikan gambaran bahwa ceritas sukses itu
terkait dengan seseorang yang yang mendapatkan sukses besar, sering dikaitkan
dengan banyaknya uang yang dihasilkan. Sebagai orang Islam, saya belajar bahwa
dalam ajaran Islam, sesuai sabda Rasulullah Muhammad SAW., manusia terbaik
ialah manusia yang paling banyak memberikan manfaat bagi orang lain. Menjadi bermanfaat
bagi orang lain kemudian saya definisikan sebagai sukses yang hakiki. Sukses
hakiki dalam pengertian saya ialah pencapaian yang membawa kedamaian dalam hati
dan hal yang membawa kedamaian dalam hati ialah ketika diri merasa telah
memberikan manfaat kepada orang lain dengan ikhlas.
Ketika
masih di Madrasah Ibtidaiyah (MI) saya melakukan beberapa hal, yang menurut
hemat saya saat ini, dapat dikatakan sebagai pencapaian. Pada waktu itu, ayah
saya yang merupakan lulusan sarjana agama Islam memberikan kesempatan ke
anak-anak sekitaran lingkungan saya untuk datang belajar mengaji (metode Iqro’)
di rumah saya, biasanya siswa-siswa yang belajar di rumah saya membantu ayah
saya ketika selesai mengaji misalkan mengangkat air dari sumur ke rumah setelah
selesai mengaji. Tidak hanya ayah saya saja yang mengajar siswa-siswa datang
mengaji tapi juga termasuk, mama (ibu) saya, kakak-kakak saya dan saya sendiri
disesuaikan dengan level masing-masing siswa. Aktifitas mengajar mengaji tidak
hanya terbatas di rumah kami. Ayah saya juga menjadi pengajar mengaji (ustadz)
di mesjid dekat rumah kami. Bersama dengan kakak-kakak saya, sayapun ikut
mengaji di mesjid itu yang mengadakan TKA (Taman Kana-kanak Al-Qur an) dan TPA
(Taman Pendidikan Al-Qur an). Biasanya ketika saya selesai mengaji diajar oleh
ustadz(ah), saya dan santri lainnya kemudian ikut membantu santri yang tingkat
bacaan Al Qur’annya lebih rendah dari level kami. Sayapun aktif menjadi
pengurus Mesjid walau terbatas pada aktifitas-aktifitas tertentu. Kadang saya
membunyikan radio mesjid sendiri dan menjadi muadzin. Juga membersihkan mesjid
bersama dengan kawan-kawan santri lainnya. Sayapun sempat mewakili kecamatan
saya dalam lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an untuk bidang tadarrus
(membaca Al Qur’an) tingkat anak-anak (MI). Dilingkungan sekolah, walaupun
menjadi siswa termuda (masuk MI 5 tahun), saya mampu untuk selalu masuk dalam
siswa terbaik (10 besar).
Setelah
selesai dengan studi Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah Menengah Atas (SMA),
saya kemudian melanjutkan S1 saya di Pendidikan Bahasa Inggris UIN Alauddin
Makassar. Pada awal semester satu, saya sempat sangat bersedih dan
ingin meninggalkan jurusan saya. Pada waktu itu, seorang Professor muda yang
bernama Prof. Hamdan Juhannis lulusan Amerika dan Australia masuk di kelas saya
dan bebahasa Inggris hampir 100%. Teman-teman saya rata-rata memberikan respon
terhadap perkataan sang Professor. Namun saya waktu itu tidak mampu berkata
apa-apa. Sayapun kembali ke kosan saya dengan sangat sedih. Saya mengirim pesan
(SMS) ke ayah saya untuk diberi ijin berhenti kuliah di jurusan bahasa Inggris.
Beruntung, ayahku memberikan saya nasihat yang sampai saat ini masih selalu
menjadi prinsip hidup saya. Ayah saya paling tidak berkata bahwa saya mesti
sabar dalam keadaan saya karena Allah itu Maha Adil, Maha Pengasih, Maha
Penyayang, Maha Melihat. Allah tidak akan memberikan cobaan atau tidak akan
membiarkan hamba-Nya berada dalam keadaan (kesulitan) yang hamba-Nya tak mampu
emban (lalui).
Belum
selesai semester 1 saya, ayah saya telah meninggalkan saya menghadap ke Rabb.
Saya sangat bersedih dan sangat khawatir kalau-kalau saya tidak akan lagi
melanjutkan S1 saya. Saya berkata ke mama saya bahwa biarkan saya naik
Makassar, saya akan berusaha sendiri untuk membiayai kuliah dan hidup saya.
Sampai di Makassar saya sangat bertekad untuk bisa menghasilkan uang bulanan
sendiri. Saya kemudian giat belajar dan alhasil di semester dua dan tiga saya
mendapatkan nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) sempurna (4). Dengan modal
bahasa Inggris saya, saya mulai mengajar untuk menghasilkan uang bulanan
sendiri. Sayapun diberi rejeki untuk bisa selesai S1 sebagai mahasiswa terbaik
ke tiga di jurusan saya dengan nilai IPK mencapai 3.88.
Tips - Jangan pernah melakukan copas dalam esai pendaftaran beasiswa bahkan satu kalimatpun. Setiap penyedia beasiswa punya database mereka masing-masing sehingga akan ketahuan.